........................SELAMAT DATANG DI BILIK KECILKU......................

Monday, June 28, 2010

Semangkok Bubur


Bismillah


Sayang...
Aku memandangi dengan takjub, semangkok bubur itu di dapur panas.
Oh iya, mana ada dapur yang sejuk ya. sesejuk apapun akan membaur dengan kepulan asap.
Aku terpaksa membuatnya karena senut gigiku kian meradang.
Dan maaf aku tak menuruti pesanmu untuk minum obat.

Semangkok bubur itu mengingatkanku pada gusi bengkakmu kemarin.
Astaga...aku nyaris memekik ketawa. tapi tidak jadi khan.
Aku justru terheran. Kenapa kau harus melengkapi penyakit turunan binti buyutan ini.
Semangkok bubur itu pun ingin kubuat untukmu.
Menemanimu menghabiskannya.
Ah, andai jarak itu tidak menjauhkan kita.

Semngkok bubur itu mengingatkan bagaimana kamu mentertawakan aku.
Padahal aku pun membyngkan mukamu seperti doraemon itu, karena gusimu yang bengkak ha ha. deal bukan!

Aha...semngkok bubur itu sudah tandas ke perutku sayang...
Kau harus memberiku hadiah, selain doa cepat sembuh. ^___^

Sunday, June 20, 2010

Surat Cinta dari Pohon

Bismillah...


Apakah ada malam yang tanpamu di sini? Aku baik-baik saja dalam pandangan semuanya. Tapi aku tidak baik andai kau lupa, di mana Tuhan menyatukan kita.
Bijih itu kau tanam diam-diam di tanah gersang yang kehausan. bahkan tak ada yang peduli menyiramnya, oh..melirikpun tidak!
Sekarang, kau rajin mengguyur air dari langit. Ia menumbuh pelan-pelan dengan caranya yang dahsyat. Menjadi batang yang padat. menjalar ranting-ranting kecil hingga rimbun daun memayungi tanah.
Tegak kokoh menantang garangnya matahari. dan tertunduk saat rembulan berbagi cahaya. Menelan mentah-mentah pekatnya malam.

Andai aku pergi, apakah kau akan bilang,"jangan" sekali lagi?
Aku pergi bukan meninggalkanmu. Percayalah! Aku butuh hanya butuh waktu untuk mellihatmu dari kejauhan. Apakah kau yakin? Apakah kau sungguh-sungguh.
Aku pun ingat pesan bapakku,
"Bila suatu saat kau mencintai lelaki, nduk. Cintailah lelaki yang tak hanya mencintaimu seorang, karena di situ akan tahu sifat aslinya bagaimana ia menghargaimu sebagai perempuan yang dilahirkan dari kedua orang tuamu."
Begitu pun pesan Ibuku, bahkan lebih dari bapakku karena ia perempuan yang mengandungku 9 bulan hingga jeritan tangis pertamaku.

Andai pun aku memilih, Apakah aku rela kehilangan semua yang aku dapatkan dengan kerja kerasku?
Aku ikhlaas, terkecuali kehilanganmu dan urat IMAN di batang kehidupanku.
DIA tahu segalanya
dan dia pun tahu yang tersimpan
Kamu tahu apa saja padaku

Tentang apaku, dia, kamu adalah rahasia Tuhan kita
Aku bertanya tanpa jawaban
Terkadang aku iya
Terkadang aku tidak

Tentang apaku di sketsa burammu
Kenyataan itu semanis teh yang kuseduh
Kenyataan itu sepahit empedu dalam cawan

Apakah aku berdosa?
Apakah aku berdosa?
Apakah aku berdosa?

Tentang apaku yang menjadi hilang
Kembali datang
Timbul tenggelam di pusaran waktuNya

Bila kau membaca ini, mungkin kau akan mengerut kening. Tapi aku yakin, kau lebih tahu tentang ini.
Oh iya, aku masih menunggu, bukan menekanmu. Ku bebaskan dalam batasan toleransiku.
Bila tetap tak yakin tinggalkan saja dan semuanya selesai.
Biarkan pohon itu tumbang, lebam membentur bumi dan jangan sekali pun kau mengasihaninya.
Dan ini, seperti lima terakhirku padamu....dan hanya isyarat kita yang tahu juga Tuhan kita.

Aku...
Aku...
Dan Aku...

Saturday, June 5, 2010

Doa, Luka dan Kita

Bismillah....

Selamat malam sayang...
Lelapkan kedua bola matamu nan letih
Rebahlah di pangkuan bumiNya bersama gemericik
Hujan tak harus menakutkan
Sesiang panas telah memanggang
Hingga luka hiasan di tubuhmu
Atas nama kemanusiaan pada si renta
Aku merapal segala doa untukmu
Dahulu, sekarang hingga esok tanpa pasti apa yang terjadi
Dalam jalan hidupku, hidupmu dan hidup kita

Selamat malam sayang...
Bertahanlah sejenak dalam balutan perih
Hingga esok Tuhan titahkan penyembuhnya
Selalu ada obat selain doa
Pada kita yang meminta harap...

Hong Kong, 5 Juni 2010 pkl:00.13 wkt setempat
*keluhmu adalah perihku*

Friday, June 4, 2010

Adu Jurus Dengan Bruce Lee




Waktu itu aku pergi liburan dengan teman-teman. Diajak ke salah satu tempat pariwisata di Hong Kong, tepatnya ke daerah The peak. Sebuah pegunungan di antara gedung beton penantang langit. Ke sananya harus naik Tram khusus dan lokasi relnya tuch menanjak banget. jadi waktu duduk serasa mau jungkir balik.
nah, waktu sudah di dalam gedung aku lihat banyak replika artis-artis Hong Kong dan salah satunya tokoh lengendaris kungfu Bruce Lee. Dan aku pun tertarik untuk berfoto ria, narsis kelas akut hehe.
Foto ini aku ikutkan dalam The Amazing Picture dalam rangka 1st BlogCamp's Anniversary . Cuma sekedar untuk penyambung silahturahmi dengan teman-teman blogger. Maklum, aku baru di komunitas ini meski bikin akunnya sudah lama.

Thursday, June 3, 2010

Maaf untuk Setengah Egoku

Bismillahirohmanirohim...


Selamat pagi sayang...
Ah, mungkin aku sudah terlambat menyampaikan padamu.Namun aku tak ingin melewatkan begitu saja. Matahari pun setengah mengintip malu-malu di balik awan mendung.Musim panas belum semurna datang dan akan mewarnai dan menemani hariku nantinya. Tak apalah, asalkan hatiku ingin cerah sebiru kasih ini.
Kau marah sayang? Oh..maafkan setengah keegoisanku yang sempat membuatmu memohon.Seharusnya aku punya pengertian seluas samudra tentang keadaanmu. Bukan mengedepankan inginku atas nama rindu.
Keletihan itu pasti telah menyiksa punggungmu di sepanjang jalanan. Tidak semestinya aku merajuk meski sedetik saja. Bukankah hari esok masih ada? Bila indahnya dunia masih milik kita dengan segala ciptaan-Nya.
Maka dari itu, ajarilah aku mengertimu seutuhnya sayang...jangan biarkan sifat egois itu menguasai hidupku dan kehilanganmu

Menjauhlah hai egois..
jangan mendekat pada jiwa perempuan ini
Atau akan menghancurkan segalanya
Tidakkah cukup pengertianya terhadapmu selama ini?
Pergilah hai egois...
Sejauh perempuan ini tak lagi menahanmu
Baik dalam hati mau pun sikapnya.

Maaf untuk setengah egoku sayang...

Tuesday, June 1, 2010

Di Gelang Rindu


Bismillahirohmanirohim.....

Waktu berlari mendekat dan bukan menjauh
Semua masih sama dalam bilangannya
Hati menanti dan bukan mencari
Semua tercatat dalam teks

Aku menanti pulang
Kau menunggu kembali
Dalam rasa yang sepadan
Untuk pengharapan yang kau lingkarkan
Di pergelangan hidup tuk kita jalani

Hingga artikan memberi
Bukan janji dan bukan ilusi
tetap melekat di gelang rindu

Hong Kong, 5 Mei 2010
* judul puisi di atas terinspirasi dari lagu penyanyi Malaysia yang dikirim seseorang, dimana rindu itu tak pernah pupus oleh rentang waktu*

Angka 3


Aku termenung mengamati barisan awan. Ada yang salahkah? Tidak! Masih aku ingat cerita tempo hari bersama Mila.
"Ra, kau percaya mitos tentang angka?"ujarnya menyita perhatianku yang sedang menikmati hadirnya senja di balik awan.
"Oh, tidak juga. Memang kenapa?" tanyaku balik menatap ekspresi Mila. Datar.
"Kata orang angka 13 itu sial. Benarkah?" .Aku tak mampu memberi analisa yang kuat. Maka hanya senyum dan bahu terangkat sebagai jawabanku. Orang Jawa. Ya, Jawa sangat kental dengan hitung-hitungan angka. Lihat saja, setiap hajatan,terutama mengenai pernikahan. Para orang tua akan sibuk mencari hari yang baik dengan hitungan angka dan pasaran. Terkadang, aku jengah mendengarnya. Apa sech hubunganya semua itu? Maka tak heran bila orang yang tak percaya mengatakan itu hanya mitor belaka. Semua hari dan angka adalah baik. Aku pun ingin bersikap demikian. Tapi ada hal yang sebenarnya mengusik pikiranku dan itu pun ada kaitanxa dengan angka.
"Li, boleh aku bertanya?".
"Ya, apa yang ingn kau tanyakan, Ra?".
"Berapakali kau mengenal perempuan sebelum aku?" tanyaku hati-hati. Aku pun pura-pura menyibukkan diri untuk mengendalikan gemuruh perasaanku. Menunggu jawabannya.
"Kenapa kau tanyakan itu?"tanyanya balik.
"Keberatan?".
"Tidak. Diam. Kami pun hening bersamaan.
"kau aneh, Ra,kenapa harus bertanya" bisik hati memprotes.
"Haruskah kujawab, Ra?"Ali balik bertanya. Aku mengangguk.
" Ke 3..."sahutnya ringan.
"Oh..."
***

" Kau bertanya itu,Ra?".
"Iya, apa salah?".
"Tidak. Tapi memang kau aneh." ujarnya tak mengerti sikapku. Jawaban Ali memberiku gambaran,bukan. Bukan aku yang pertama dikenalnya. Dan kenyataan yang ada adalah ketiga. Ketiga Zahra! Aku meyakinkan diri. Tak apalah, apa artinya pertama,kedua dan seterusnya. Itu khan hak dia. Aku harus bisa menerimanya. Sejak itu aku tak lagi memusingkan kepala dengan angka. Hingga Mila tiba-tiba bertanya mengenai mitos angka. Sungguh, aku tak pernah punya bayangan akulah yang ketiga hadir dalam hidup Ali. Aku tak perlu merisaukanya. Dan aku tak perlu kecewa. Tuhan punya rencana yang indah bila aku mampu mensyukurinya.
"Tidak ada yang salah Zahra mengenai posisimu!" hati kecilku selalu membela. Aku menutup lembaran masa lalu. Perih kesakitan itu ingin kubalut dengan obat kerinduannya.
"Aku pasti rindukan kau dalam nafas kehidupanku, Ra.". Aku tak membalas pernyataanya. Tidak perlu sekarang atau dia pun pasti tahu apa yang aku inginkan. Aku lelah dan benar2 di ujung lelahku. Menemukanya bagai oase di tengah Gurun Sahara. Meski telah kering, namun dia mampu menyiraminya. Ah, jangan dan jangan jadikan angka itu membelengguku. Aku hanya yakin, tiga adalah terakhir bagiku.

by: Ivonie Zahra
*Cerpen yg aku tulis di atas pesawat Garuda. 21 Juni '09 ketika pulang kampung. Terinspirasi dari percakapanku denganmu.

*gambar:gogling