........................SELAMAT DATANG DI BILIK KECILKU......................

Sunday, May 30, 2010

Kenangan Sesaat


Bismillah...

Kangen Dan Rindu Untukmu

Butiran air mata selalu menetes dipipi
Kau antar aku saat mau pulang
Kepergiaanku menyisakan kesedihan hati,
perih,sedih kurasa saat melangkah pergi.
Perpisahan ini sangat menyiksa hati
Kepiluan terasa saat aku di dalam pesawat
kuingat selalu kenangan-kenangan yang tercipta
Namun apalah dayaku, aku kini tlah pergi
Rasa kangen dan rindu jadi satu, wajahmu selalu membayang dikelopak mataku
Tersirat kilaf dan salahku padamu
Maafkanlah aku yang tlah meninggalkanmu
Bukan niatku tuk emnjadikan kita begini namun...
Dengarkanlah rintihan rinduku saat kujauh darimu
Rindukan aku dalam duka-dukamu
Kutermangu dalam diammu
Kau membisu dengan sejuta bahasa, kulihat tetesan airmatamu


Kutinggalkan sejuta kenangan
menggema di setiap malam saat tidur malamu bersua
kesedihan yang tersirat masih terasa jua
Oh...betapa sedihnya
Menetes lagi air mata ini
Ku tak bisa melupakanmu karena kebaikanmu
Ku menahan semua ini karena ketidakberdayaanku
Walau ku merasa tersiksa
namun ku masih bisa menahan semua
Merana tiada terkira
Terlalu dalam luka yang tlah kurasa
Tak pernah terlintas jua dibenakku
Kenapa kini menimpaku
Oh..takdir
Bukan kumenyesali tlah apa yang terjadi
namun kini tlah terjadi.

By: Yayuk Sulistyani


Puisi di atas aku dapat dari seorang teman perempuan. Saat itu aku satu pesawat dan duduk pas di sebelah, hanya saja terpisah oleh jalan tengah. Aku duduk tepat di belakang sendiri dekat dengan toilet dan juga ruang khusus pramugari menyiapkan pelayanan dari pihak penerbangan. Tepatnya di bangku 30...entah kenapa si bosku membeli tiketnya memilih angka itu atau memang tingga tersisa bangku di posisi tersebut. Ya sudahlah, tak apa yang penting saat itu aku bisa pulang kampung tepat hari Minggu. Agar pihak keluargaku lebih mudah menjemputnya, bahkan adikku bisa mengantarku ke bandara Hong Kong.
Dalam perjalanan, selama di pesawat aku lebih suka membaca buku ketimbang tidur, kecuali mataku memang sudah letih. Aku membuat jeda dengan memejamkan mata sebentar. Temanku yang di sebelah tampak murung dan tak ada kegiatan yang dilakukannya. Ia menatapku sekilas yang sedang tenggelam pada halaman-halaman buku. Melempar senyum sekilas yang dipaksakan. Aku menghentikan kesibukanku memelototi barisan kata-kata dalam bukuku. Membalas balik senyumannya, lantas ia mengajakku mengobrol. Aku pun melayaninya, menjawab beberapa pertanyaannya ini dan itu. Dan ternyata asal daerah dia masih tetangga kota denganku. Aku yang asal Blitar, sedang ia berasal dari Tulung Agung. Dia sempat menanyakan pula buku yang aku baca. Dan aku menceritakan hobi akut membacaku padanya. Aku pun mengambil lagi satu buku dalam tas yang tak terbaca dan menyodorkan padanya. Tepatnya sebuah buletien kreasi forumku selama ini yang menaungiku belajar menulis. Dia senang sekali menerimanya. tak berapa lama kemudian aku dan dia larut dalam bacaan masing-masing.

Saat sedang asyik membaca, ia bertanya padaku apakah punya selembar kertas? aku pun memberikan 2 lembar kertas yang aku sobek dari diary biruku. Lantas menyerahkan padanya.
"Aku mau bikin coretan sebagai ungkapan isi hatiku ya, mbak..." ujarnya padaku sambil memegang ujung pulpen.
"Silakan mbak..tulis saja apa yang ingin mbak tuliskan." Sahutku sekaligus menyemangatinya.

Dia sibuk menorehkan kata-kata di lembaran kertas. Aku memperhatikan sebentar lantas kembali membaca. Kemudian terlintas sebuah ide yang ingin aku tuliskan dalam perjalanan di pesawat, apalagi situasi sangat mendukung. Aku menatap keluar jendela pesawat, siluet senjanya begitu indah. Indah banget, tapi sayang aku tak bawa kamera digital. Hanya ada hape tapi aku nonaktifkan. Di sela-sela menulis aku merayu si mbak di sebelahku untuk memotretnya. Dan ia tak keberatan. Tentu saja aku senang sekali meski tak memilikinya, ia cuma berpesan nanti kalau bisa bertemu lagi denganku akan memberikan hasil cetaknya padaku.
Aku hampir menyelesaikan cerita yang aku tulis tadi, kemudian ia menyerahkan hasil coretannya padaku.
"Aku kasih kamu ya, sebagai kenangan dan kamu boleh menyimpan atau menuliskan di blogmu." ujarnya tersenyum
"Terima kasih ya mbak. Insya Allah nanti aku simpan dech diblogku atau kalau tidak aku kirim ke media di Hong Kong, biasa aku mengirimkan puisi-puisiku." Sahutku senang hati.

Aku tak tahu puisi di atas itu untuk siapa dan tak sempat menanyakan padanya. Tapi aku sangat senang diberi kepercayaan untuk menyimpan buah pikirannya dalam bentuk puisi, padahal kami baru kenal sesaat dan dalam perjalanan pulang kampung untuk cuti kerja. Apa

14 komentar:

Anonymous said...

WAHHH pertamax,,kalo aku jadi takut liat puisi itu mbak mbak yg di pesawat,,aneh puisinya kaya mau pergi jauh ajah,,

tfd said...

cepet amir bikin puisinya? ^^

Narzis Blog said...

Wah...dalem banget yah mbak puisinya.
Oh..ia, akhirnya si mbak bisa tepati janjinya yah :)

Unknown said...

puisinya mbak bagus2 banget
aku juga kange dia,,, :(

rizan said...

artikel yang menarik ni,permainan kata2nya mantap....
salam kenal sobat

ivonie said...

@Septirani:
Selamaaaaaaaaat...emang pergi jauh, lha Hong Kong-Indonesia khan jauh ^^

ivonie said...

@Tfd: sesuatu yang ditulis dari hati itu tekadang cepat ditangkap pikiran sehingga cepat terealisasi hasilnya mbak ^_^

ivonie said...

@Narzis: Iya, sepertinya sebuah kesedihan yang dalam.
Mbaknya gak janji sech, dan juga samapi sekarang saya gak ketemu orangnya karena gak balik ke Hong Kong lagi :)

ivonie said...

@Aby Umy; Ini bukan puisi saya,tetapi teman saya yang namanya tertera di atas.
Dia siapa tuch? ^_^

ivonie said...

@Rizan: Terima kasih apresiasinya..
salam kenal juga ya :)

darahbiroe said...

hmmm puisi yang indah
jadi gimana gitu ngebacanya hikz
kerennnnnnnnn

antokcupu said...

hikz puisinya indah sangat

ivonie said...

@darahbiroe: terima kasih.
Eh, gimana bacanya? ^^

ivonie said...

@anto: terima kasih atas kunjungannya :)

Post a Comment